Penggunaan Media Konkret Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa MI Ma’arif Pejagoan

Pembelajaran matematika masih banyak yang belum menggunakan media
konkret. Padahal, menurut Bruner pembelajaran matematika jenjang sekolah dasar
hendaknya diawali dengan penggunaan media konkret. Tujuan Penelitian ini
adalah (1) untuk mengetahui penggunaan media konkret pada pembelajaran
matematika kelas 2 di MI Ma’arif Pejagoan, (2) untuk mengetahui kendala dalam
penggunaan media konkret pada pembelajaran matematika kelas 2 di MI Ma’arif
Pejagoan, (3) untuk mengetahui respon siswa terhadap media konkret yang
digunakan oleh guru kelas 2 di MI Ma’arif Pejagoan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan
penggambaran masalah yang sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Subjek pada
penelitian ini diantaranya Kepala Madrasah MI Ma’arif Pejagoan, Wali Kelas 2,
dan beberapa peserta didik kelas 2 yang berjumlah 9 siswa. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data berdasarkan observasi (pengamatan),
wawancara, dan dokumentasi dengan analisis data berupa reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa: (1)
Penggunaan media konkret di pembelajaran matematika kelas 2 MI Ma’arif
Pejagoan, sudah dinyatakan efektif. Hal tersebut berasal dari hasil deskripsi terkait
penggunaan media konkret, yaitu penggunaan media konkret berupa Puzzle
Pecahan, kendala terhadap media konkret, dan respon siswa terhadap media
konkret, (2) Guru kelas 2 MI Ma’arif Pejagoan telah menggunakan media konkret
sebagai media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika materi
pecahan, (3) Media konkret seperti benda nyata membuat siswa untuk belajar
secara aktif melalui pengalaman langsung. Hal ini sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif siswa kelas 2 MI Ma’arif Pejagoan yang masih berada
tahap operasional konkret menurut Teori Psikologi Perkembangan Piaget, (4)
Terdapat beberapa kendala dalam penggunaan media konkret pada pembelajaran
matematika kelas 2 diantaranya, keterbatasan anggaran sekolah untuk membeli
atau mengembangkan media konkret. Kendala yang kedua yaitu keterbatasan
waktu untuk mengembangkan dan mengimplementasikan media konkret. Proses
persiapan, pelaksanaan, serta manajemen kelas yang lebih kompleks
membutuhkan waktu yang lebih Panjang, (5) Penggunaan media konkret di kelas
2 mendapat respon positif dari siswa. Salah satu responnya yaitu pembelajaran
matematika menjadi lebih seru dan menyenangkan, selain itu materi yang
disampaikan oleh guru mudah untuk dipahami.