Representasi Perempuan dalam Novel Bidadari Berbisik Karya Asma Nadia (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)

Sebuah karya sastra berbentuk buku yang dibuat oleh seorang novelis atau penulis novel, dapat digolongkan sebagai media massa. Pesan yang terkandung dalam sebuah novel meruipakan hasil pemikiran dari penulis yang berperan sebagai komunikator yang menarik perhatian karena menyajikan gambaran mengenai perempuan yang istimewa. Novel Bidadari Berbisik merupakan novel karya novelis Asma Nadia yang diterbitkan pada Februari tahun 2020 oleh Republika dengan tebal 301 halaman. Novel ini telah mendapat penghargaan sepuluh tahun Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) ketika masih berupa naskah berjudul Derai Sunyi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi perempuan yang terdapat dalam novel Bidadari Berbisik karya Asma Nadia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif . Teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa makna yang terkandung dalam novel Bidadari Berbisik mengenai representasi perempuan. Tokoh perempuan yang paling sering muncul dalam novel tersebut yaitu Bidadari Ayuni, Bidadari Ayuning, dan Emak digambarkan sebagai perempuan yang cerdas, berakhlak mulia, dan kuat. Representasi perempuan tersebut merupakan sautu cerminan bagi para pembaca, bahwa Di dalam kehidupan nyata kita harus mencontoh karakter tiga tokoh dalam novel Bidadari Berbisik Karya Asma Nadia yaitu Bidadari Ayuni, Bidadari Ayuning, dan Emak.