Implementasi Pembentukan Akhlak melalui Kegiatan Keputrian di SMP N 7 Kebumen

ABSTRAK
Afia Rahmi sajida. 21110141. Implementasi Pembentukan Akhlak melalui
Kegiatan Keputrian di SMP N 7 Kebumen.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui implementasi
pembentukan akhlak melalui kegiatan keputrian di SMP N 7 Kebumen (2). untuk
mengetahui tantangan yang dihadapi dalam implementasi pembentukan akhlak
melalui kegiatan keputrian di SMP N 7 Kebumen.
Penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan
kualitatif deskriptif. Subjek dan informan penelitian yaitu pembina keputrian,
kepala sekolah, guru PAI dan siswi. Data yang dikumpulkan berupa wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : (1) Kegiatan
keputrian di SMP N 7 Kebumen direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.
Ruang lingkup akhlak yang lebih ditekankan dalam kegiatan keputrian meliputi
akhlak kepada guru dan orang tua, diri sendiri, dan sesama. Metode pembentukan
akhlak yang digunakan meliputi metode ceramah, keteladanan, diskusi dan tanya
jawab, pembiasaan, dan nasihat. Materi yang disampaikan dalam kegiatan
keputrian meliputi ilmu fikih wanita, akidah, akhlak, tauhid, etika dalam bermedia
sosial, dan lainnya. Evaluasi pembentukan akhlak meliputi kehadiran, ketertiban,
kualitas materi, penyampaian, dampak yang dirasakan, keterlibatan guru BK,
kepala sekolah, orang tua, hingga psikolog. Faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak melalui kegiatan keputrian adalah dukungan lingkungan
sekolah yang kondusif dan komitmen guru, penggunaan materi dan media
pembelajaran yang mengikuti tren anak remaja, pembinaan oleh guru BK, sarana
dan prasarana yang memadai, motivasi dari orang tua, serta pembiasaanpembiasaan baik yang dilakukan secara rutin. (2) Tantangan dalam implementasi
pembentukan akhlak melalui kegiatan keputrian di SMP N 7 Kebumen yaitu
waktu kegiatan yang dilaksanakan siang hari, tenaga pembina yang terbatas, siswi
yang memiliki sikap atau perilaku yang cenderung negatif, kemampuan
penguasaan materi siswi yang rendah, dukungan orang tua yang minim, serta
bahasa penyampaian materi dari pembina kegiatan keputrian