MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi Analisis di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Tanjungsari, Petanahan, Kebumen)

SAEFUL NGULUM, NIM : 2241033 (2024) MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN (Studi Analisis di Pondok Pesantren Al-Istiqomah Tanjungsari, Petanahan, Kebumen). Masters thesis, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama ( IAINU Kebumen).

[thumbnail of TESIS - SAEFUL NGULUM.pdf] Text
TESIS - SAEFUL NGULUM.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (877kB)

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pendidikan Kewirausahaan untuk Meningkatkan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Al-
Istiqomah, Desa. Tanjungsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Manajemen Pendidikan Kewirausahaan yang Terstruktur dan Efektif Pondok Pesantren Al-Istiqomah telah mengimplementasikan pendidikan kewirausahaan dengan pendekatan yang terstruktur melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan yang melibatkan kurikulum terintegrasi antara pendidikan agama dan kewirausahaan memungkinkan santri memperoleh bekal keterampilan hidup yang diperlukan di masyarakat. Metode praktek langsung dengan bimbingan dari mentor yang berpengalaman menjadi pendekatan utama yang sangat efektif dalam memberikan pengalaman nyata bagi santri. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi Beberapa faktor pendukung yang berhasil diidentifikasi antara lain keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas, fasilitas pendukung yang memadai, kebutuhan pasar yang stabil, dan kurikulum yang relevan. Namun, terdapat pula hambatan seperti keterbatasan akses pada teknologi dan modal, persaingan pasar yang ketat, serta tantangan lingkungan dalam usaha peternakan. Penyelesaian terhadap hambatan-hambatan ini sangat penting agar pendidikan kewirausahaan dapat berjalan optimal. 3. Dampak Positif terhadap Kemandirian Santri Pendidikan kewirausahaan yang diterapkan terbukti menghasilkan dampak yang signifikan terhadap kemandirian santri. Alumni pesantren telah menunjukkan keberhasilan dalam menjalankan usaha secara mandiri di berbagai
bidang seperti sound system, peternakan, steam cuci motor dan mobil, serta digital marketing. Mereka juga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, meningkatkan kepercayaan diri, dan memiliki mentalitas pengusaha yang kuat. 4. Model Manajemen yang Berkelanjutan dan Efisien Model manajemen pendidikan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Istiqomah dirancang dengan pendekatan swadaya dan pengembangan bertahap yang berkesinambungan. Penggunaan modal sendiri yang diinvestasikan secara bertahap, regenerasi sumber daya manusia melalui pelatihan santri senior, dan keterlibatan komunitas pesantren menjadi kunci keberhasilan model ini. Dengan mengutamakan kemandirian ekonomi, model ini memberikan dampak positif tidak hanya bagi santri tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Menurut hemat penulis Pondok Pesantren Al-Istiqomah telah berhasil mengembangkan pendidikan kewirausahaan berbasis pesantren yang efektif, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Melalui pendekatan yang memadukan teori dan praktek, pondok pesantren ini mampu menciptakan wirausahawan mandiri yang siap menghadapi tantangan dunia usaha di masa depan.
Saran
Zaman terus berkembang pesat terutama dalam bidang ekonomi. Perlu adanya langkah yang terencana dan terukur untuk mengatasinya. Lembaga pesantren merupakan pencetak generasi muda yang berkualitas, maka perlu merencanakan langkah strategis untuk mengatasi hal ini. Penerapan manajemen pendidikan kewirausahaan bisa menjadi alternatif pilihan untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karenanya penulis ingin memberikan beberapa saran, antara lain: 1. Penguatan Teknologi dalam Pendidikan Kewirausahaan Pesantren sebaiknya memperluas akses terhadap teknologi digital, terutama untuk mendukung kegiatan pemasaran, pengelolaan keuangan, dan manajemen usaha. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing usaha santri di pasar yang lebih luas. Pelatihan tambahan mengenai digital marketing, e-commerce, dan pengelolaan bisnis berbasis teknologi juga perlu ditingkatkan agar santri lebih siap menghadapi era industri 4.0. 2. Kerjasama dengan Institusi Eksternal Agar program pendidikan kewirausahaan semakin berkembang, pesantren dapat menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah, lembaga keuangan, serta sektor swasta. Ini dapat membuka peluang akses pada pelatihan kewirausahaan lanjutan, modal usaha, dan jaringan bisnis yang lebih luas. Selain itu, kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi juga dapat memperkaya kurikulum dan inovasi kewirausahaan di pesantren. 3. Diversifikasi Usaha dan Pengembangan Inovasi Dalam rangka meningkatkan daya tahan dan keberlanjutan usaha, diversifikasi usaha yang dikelola oleh santri perlu diperhatikan. Misalnya, mengembangkan sektor usaha lain yang memiliki potensi besar seperti agribisnis, industri kreatif, dan jasa teknologi informasi. Pesantren juga bisa mendorong inovasi dengan menciptakan ekosistem kewirausahaan yang menekankan pada pengembangan produk unik dan kompetitif di pasar. 4. Perluasan Pelatihan Manajemen Keuangan dan Administrasi Santri yang terlibat dalam kewirausahaan perlu mendapatkan pelatihan lebih lanjut tentang manajemen keuangan, perencanaan bisnis, dan pengelolaan administrasi yang baik. Kemampuan ini akan membantu mereka dalam menjaga kestabilan usaha serta memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Pengadaan workshop dan mentoring dengan praktisi bisnis profesional dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi di bidang ini. 5. Penguatan Evaluasi dan Pendampingan Usaha Proses evaluasi dan pendampingan terhadap usaha yang telah dibangun santri harus diperkuat. Evaluasi yang lebih mendalam akan membantu dalam mengidentifikasi masalah sejak dini dan memberikan solusi yang tepat. Pesantren bisa memperkenalkan mekanisme pendampingan jangka panjang bagi alumni yang sudah menjalankan usahanya, sehingga dapat terus berkembang dan memberikan dampak ekonomi yang lebih luas. 6. Pembentukan Lembaga Kewirausahaan Pesantren Untuk lebih mengkonsolidasikan seluruh kegiatan kewirausahaan, pesantren bisa membentuk lembaga khusus yang bertugas mengelola, mengembangkan, serta memantau program kewirausahaan. Lembaga ini bisa berfungsi sebagai pusat inovasi, pelatihan, dan pengembangan bisnis, serta menjadi penghubung antara pesantren dan pihak eksternal dalam menjalin kerjasama atau memperoleh dukungan. Dengan adanya saran-saran tersebut, diharapkan implementasi manajemen pendidikan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Istiqomah dapat semakin optimal, berdaya saing, serta memberikan dampak positif yang lebih besar bagi santri dan masyarakat sekitar.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Manajemen, kewirausahaan, kemandirian santri
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: S2 PASCASARJANA > Manajemen Pendidikan Islam
Depositing User: Unnamed user with email admin@iainu-kebumen.ac.id
Date Deposited: 11 Dec 2024 07:43
Last Modified: 11 Dec 2024 07:43
URI: https://eprints.iainu-kebumen.ac.id/id/eprint/1450

Actions (login required)

View Item
View Item