MANAJEMEN KELAS DALAM SERAT WIRID HIDAYAT JATI

Penelitian ini dilatarbelakangi tren revitalisasi konsep-konsep pendidikan di Indonesia yang digali dari filosofi luhur budaya bangsa. Negara di dunia yang melakukan upaya tersebut relatif berhasil mengangkat kualitas pendidikan. Sehingga menggugah kesadaran penulis untuk melakukan kajian pendidikan pada aspek manajemen kelas berdasar pustaka Jawa klasik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep manajemen kelas dalam Serat Wirid Hidayat Jati beserta tinjauannya dari perspektif kurikulum merdeka. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematis dengan jenis penelitian kualitatif yang berupa studi kepustakaan. Model penelitian ini adalah bentuk penelitian literer dengan corak analisis tekstual yang berorientasi pada upaya membangun sebuah konsep atau memformulasikan suatu ide melalui langkah-langkah penafsiran terhadap teks. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan dokumen lalu di analisis dengan alur: mengklasifikasi, mensistematisasi, lalu memformulasikan sesuai pokok permasalahan. Langkah selanjutnya adalah mencari karakteristik manajemen kelas dalam pendidikan dari sumber primer lalu mengambil simpulan untuk dikaji kembali melalui perspektif kurikulum merdeka. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: pertama, naskah Serat Wirid Hidayat Jati telah mencerminkan faktor-faktor manajemen kelas dengan visi spiritual yang dibangun dari filosofi Islam Jawa. Adanya perencanaan dan penataan dinamika kelas, posisi duduk, pemilihan ruang dan waktu, serta media secara eksplisit disebut didalamnya. Disamping itu juga ditemukan konsep pendekatan manajerial dan psikologikal dalam bagian bebukaning wirid. Kedua, manajemen kelas dalam Serat Wirid Hidayat Jati relevan dengan kedudukan guru sebagai manajer kelas, model moving class dan konsep merdeka mengajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Manajemen kelas yang disesuaikan dengan karateristik tujuan, materi serta tingkat kematangan kejiwaan menjadi alternatif manajemen ruang kelas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia yang mayoritas menggunakan model kelas konvensional. Maka yang kemudian terjadi adalah siswa akan bergerak mencari kelas untuk materi yang diinginkannya, dan guru memiliki otoritas untuk merancang desain kelas tersebut secara mandiri maupun team teaching jika memungkinkan.