Manajemen Pengembangan Bakat pada Disabilitas Tunarungu di SMA LB Negeri Tamanwinangun Kebumen

ABSTRAK
Siti Nur Khasanah, 1913184. Manajemen Pengembangan Bakat pada Disabilitas Tunarungu di SMA LB Negeri Tamanwinangun Kebumen. Latar belakang penelitian ini adalah SMA LB Negeri Tamanwinangun merupakan satu-satunya sekolah negeri luar biasa di kabupaten kebumen yang memiliki tujuh bidang keterampilan untuk meng-cover pengembangan bakat peserta didik yang berkebutuhan khusus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen pengembangan bakat mulai dari proses perencanaan, proses pelaksanaan, dan proses evaluasi dalam pengembangan bakat peserta didik
tunarungu di SMA LB Negeri Tamanwinangun Kebumen.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dari penelitian ini adalah Kepala sekolah, Guru Pembimbing bidang keterampilan, dan peserta didik tunarungu SMA LB Negeri
Tamanwinangun Kebumen. Tehnik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, wawancar, dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang
digunakan adalah teori Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa manajemen
pengembangan bakat pada disabilitas tunarungu di SMA LB Negeri Tamanwinangun Kebumen yaitu : 1) Proses perencanaan dilaksanakan pada saat rapat tahunan. Proses perencaan pengembangan bakat disabilitas tunarungu
meliputi perencanaan pembagian pembimbing bidang keterampilan, perencanaan spenyusunan program kerja oleh masing-masing guru pembimbing bidang keterampilan, perencanaan dana sarana dan prasarana, dan perencanaan kegiatan evaluasi. 2) Proses pengorganisasian dilakukan langsung oleh kepala sekolah terkait pembagian guru pembimbing bidang keterampilan dengan
mempertimbangkan minat dan bakat dari masing-masing guru pembimbing. Setelah itu, dilakukan pelatihan untuk masing-masing guru pembimbing bidang keterampilan tersebut. 3) Proses pelaksanaan pengembangan bakat peserta didik
tunarungu diawali dengan mengidentifikasi bakat peserta didik dengan membagikan angket dan mempertimbangan kemampuan peserta didik, setelah itu masing-masing peserta didik dikelompokan sesuai dengan bidang keterampilan
yang sudah dipilih. Proses ini dilaksanakan pada setiap hari Selasa dan Rabu pada pukul 07.30 sampai dengan 14.00 WIB dan dilaksanakan diruang bidang keterampilan masing-masing. Metode yang digunakan dalam pengembangan bakat menggunakan metode pendekatan personal dengan bahasa isyarat sederhana. 4) Proses evaluasi yang dilakukan oleh pihak sekolah menggunakan dua meode, yaitu metode pengamatan dan metode pengukuran