Pola Asuh Santri dalam Meningkatkan Hasil Belajar di Panti Asuhan Queen Latifa Candiwulan Adimulyo Kebumen

Panti Asuhan Panti Asuhan Queen Latifa Desa Candiwulan Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen merupakan salah satu lembaga kesejakteraan sosial anak (LKSA). Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pola asuh dalam meningkatkan hasil belajar di panti asuhan Queen Latifa Candiwulan Adimulyo Kebumen. (2) Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar di panti asuhan Queen Latifa Candiwulan Adimulyo Kebumen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbentuk deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: wawancara, observasi dan dokumentasi. Semua data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan teknik : reduksi data, penyajian data lalu data disimpulkan dan diverifikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pola asuh dalam meningkatkan hasil belajar di panti asuhan Queen Latifa yaitu pola asuh tipe autoritatif dibuktikan adanya penerapan pola asuh kontrol dan pematauan yang ketat dan sistematis, pemberian dukungan yang maksimal oleh panti asuhan Queen Latifa baik berupa material serta adanya pendampingan pada anak asuh dalam hal belajar, selain itu komunikasi yang berlangsung antara anak asuh dan pengasuh sudah berlangsung dengan baik begitupun kedekatan yang terjalin antara pengasuh dengan anak asuh. Penerapan kedisiplinan pada anak asuh juga sudah baik didukung dengan adanya tata tertib yang dibuat bersama anak asuh dan pengasuh. Sedangkan faktor yang mempengaruhi hasil belajar santri meliputi faktor internal dan faktro eksternal. Faktor internal yaitu: jasmani, psikologis dan kematangan fisik serta psikis. Sedangkan faktor eksternal yaitu: sosial, budaya, kondisi lingkungan fisik serta spiritual dan keamanan. Dari faktor – faktro tersebut yang menjadikan hambatan bagi anak asuh adalah faktor eksternal sosial dan kebudayaan. Hal tersebut dilihat dari anak asuh yang sering mengantuk disekolah karena sering tidur larut dengan alasan terlalu asyik mengobrol dengan anak asuh lain. Kebudayaan, penggunaan media internet yang kurang terpantau, yang dijadikan sebagai media hiburan yang berlebihan sehingga nilai kesopanan anak asuh berkurang.