Pembiasaan TPQ dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an di MI KHR Ilyas Maduretno

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui efektivitas pembiasaan TPQ kelas I, kelas II dan kelas II di MI KHR Ilyas Maduretno Kecamatan Buluspesantren, (2) untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pembiasaan TPQ kelas I, kelas II dan kelas II di MI KHR Ilyas Maduretno Kecamatan Buluspesantren. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan yang mengambil latar belakang MI KHR Ilyas Maduretno Kecamatan Buluspesantren. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah Masruri, S.Ag selaku kepala MI KHR Ilyas Maduretno, Suliyah selaku ustadzah TPQ kelas I, Muslikhatun selaku ustadzah kelas II, Marsuti selaku ustadzah kelas III, peserta didik kelas I, kelas II, kelas II, dan orang tua peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiasaan TPQ di MI KHR Ilyas Maduretno masih dalam tahap pembiasaan dan masih beradaptasi setelah adanya covid-19. Pembiasaan TPQ yang dikhususkan bagi kelas I, kelas II dan kelas III dilaksanakan sebelum jam pelajaran dimulai. Pembiasaan TPQ dengan metode qiroati di MI KHR Ilyas Maduretno bertujuan untuk membentuk generasi yang mencintai Al-Qur’an dan agar mampu membaca Al-Qur’an sesuai tajwid serta makhrojnya. Adanya pembiasaan TPQ di MI KHR Ilyas Maduretno dapat meningkatkan kemampuan anak yang sudah mampu membaca Al-Qur’an dari segi tajwid dan makhrojnya sedangkan bagi anak yang belum mampu membaca AlQur’an dapat meningkatkan kemampuan dari segi pemahaman huruf, harakat dan pengucapan. Faktor pendukung dari pembiasaan TPQ (1) semangat peserta didik, (2) dukungan pihak madrasah, (3) dukungan orang tua peserta didik, (4) guru TPQ yang kompeten. Faktor penghambat dari pembiasaan TPQ (1) guru TPQ tidak selalu datang tepat waktu, (2) peserta didik tidak selalu datang tepat waktu, (3) peserta didik masih sulit dikondisikan, (4) kemampuan peserta didik yang berbedabeda, (5) peserta didik belum memiliki buku panduan metode qiroati