Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan religius pada Difabel Tuli di SLB Negeri Tamanwinangun Kebumen

Latar belakang ini adalah pendidikan sebagai hak untuk semua siswa. Termasuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus tuli/tunarungu. Siswa berkebutuhan khusus tuli/tunarungu adalah siswa dengan karakteristik memiliki kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau hilangnya fungsi pendengaran dan atau fungsi bicara baik disebabkan dari lahir, kecelakaan, ataupun penyakit lain yang menyebabkan gangguan pada pendengaran. Meskipun demikian siswa tuli/tunarungu berhak menerima pendidikan karakter religius, karena karakter religius merupakan modal awal untuk dapat membentuk karakter lainnya. Manajemen pendidikan karakter juga memerlukan peranan guru PAI, karena tidak mungkin karakter religius akan ada pada siswa tuli tanpa pembentukkan dan pembinaan dari seseorang. Maka dari itu, selain peran orangtua juga sangat diperlukan peranan guru-guru yang ada dalam sekolah untuk dapat membangun karakter siswa tuli. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yaitu bahwa: (1) Manajemen pendidikan karakter religius pada anak berkebutuhan khusus dengan cara mengadakan pembiasaan kegiatan sholat dzuhur berjamaah, menghafal suratan pendek, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, memperingati hari besar keagamaan, pesantren kilat dan zakat dibulan Ramadhan, terjalinnya sikap toleransi antar siswa dengan baik, selalu bersyukur dan melaksanakan aktifitasnya sehari-hari. (2) Kendala dalam manajemen pendidikan karakter religius pada anak difabel tuli di SLB Negeri Tamanwinangun Kebumen dalam berkomunikasi dan mendengar, kurangnya motivasi dari keluarga, kurangnya pengamalan ajaran agama karena kurangnya perhatian khusus dari orangtua yang mengakibatkan kurang percaya diri dan minder. (3) Solusi dari kendala pelaksanaan pendidikan karakter religius pada difabel tuli di SLB Negeri Tamanwinangun Kebumen yaitu guru harus menguasai Bahasa Isyarat untuk mempermudah berkomunikasi dengan siswa tuli, selalu memberikan motivasi, kerjasama antar guru dan orangtua dalam membimbing siswa tuli/tunarungu.