BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KEBUMEN JAWA TENGAH PADA MASA COVID-19. DA MASA COVID-19.

ABSTRAK
Riya Irawan (18116523). Blended Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kebumen Jawa Tengah
Pada Masa Covid-19.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan Blended Learning
dalam Pembelajaran PAI di SMK N 1 Kebumen Masa Pandemi Covid-19.
2) Hasil Blended Learning dalam Pembelajaran PAI kelas 10 AKL 3 dan 4 di
SMK N 1 Kebumen Masa Pandemi Covid-19.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif, pengumpulan
data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada
saat penelitian di lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data model Milles and Huberman, ada tiga
tahap dalam analisis data kualitatif yaitu: 1) Data Reduction (reduksi data), 2)
Data Display (penyajian data), 3) Conclusion Drawing (menarik kesimpulan).
Blended learning adalah pembelajaran campuran antara pembelajaran langsung
dan tidak langsung. Pembelajaran langsung artinya pembelajaran tatapmuka (face
to face), sedangkan pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran jarak jauh
yang memanfaatkan teknologi yang ada seperti handphone dan laptop untuk
mengakses pembelajaran.
Hasil dari penelitian Blended learning di SMK N 1 Kebumen 1) Pelaksanaan
model pembelajaran blended learning di SMK N 1 Kebumen dilakukan
menggunakan 2 metode yakni metode daring dan luring yang masing-masing
melalui tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pelaksanaan metode luring
dilakukan dengan tatap muka dengan metode diskusi, sedangkan pelaksanaan
metode daring dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh menggunakan media
whatsapp. 2) Hasil pembelajaran blended learning diantaranya siswa menjadi aktif
dalam berpartisipasi pembelajaran baik online maupun offline, paradigma
pembelajaran tidak lagi terpusat ke pengajar, namun lebih kearah paradigma baru
yang terpusat ke peserta didik. Motivasi dan hasil peserta didik lebih meningkat
dibandingkan pembelajaran sebelum adanya blended learning