YAQÎN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK)

Ahmad Shidiq, NIM.1731074 (2021) YAQÎN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK). Diploma thesis, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama ( IAINU) Kebumen.

[thumbnail of Abstrak dll.pdf] Text
Abstrak dll.pdf - Published Version

Download (1MB)
[thumbnail of Bab 1.pdf] Text
Bab 1.pdf - Published Version

Download (278kB)
[thumbnail of Bab 2.pdf] Text
Bab 2.pdf - Published Version

Download (289kB)
[thumbnail of Bab 3.pdf] Text
Bab 3.pdf - Published Version

Download (749kB)
[thumbnail of Bab 5, Daftar Pustaka, & CV.pdf] Text
Bab 5, Daftar Pustaka, & CV.pdf - Published Version

Download (245kB)

Abstract

ABSTRAK
Ahmad Shidiq, YAQÎN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR‟AN (Analisis
Semantik).
Yaqîn adalah salah satu kata yang tertulis di dalam al-Qur‟an. Dalam al�Qur‟an kata yaqîn disebutkan sebanyak 28 kali dalam 19 surah dengan berbagai
bentuk derivasinya. Kata ini sudah dikenal sejak zaman jahiliyah, akan tetapi
setiap kata dalam al-Qur‟an bisa berubah dan berkembang maknanya dari waktu
ke waktu. Oleh karena itu penulis tertarik meneliti makna kata yaqîn dalam al�Qur‟an.
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulka terlebih dahulu kata yaqîn yang
ada pada al-Qur‟an, lalu menganalisisnnya menggunakan teori semantik al-Qur‟an
yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Proses yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasioanal kata yaqîn
dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik. Kemudian meneliti
penggunaan kosakata yaqîn dalam periode pra Quranik, Quranik, dan pasca
Quranik.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa yaqîn adalah hilangnya
keraguan. Yaqîn memiliki makna dasar keyakinan, kepastian, percaya, dan jelas.
Yaqîn memiliki makna relasional haqq dan maut.Yaqîn memiliki sinonim iman,
‘ilm, dan tashdiq. Yaqîn juga memiliki antonim, yaitu syakk, raib, dan dzann.
Dalam periode pra Quranik yaqîn dipahami sama dengan makna dasar, tetapi
belum memiliki konotasi religius. Kemudian dalam periode Quranik yaqîn mulai
memiliki konotasi religius, sehingga memperluas maknanya sesuai dengan
konteks religius yang ada. Sedangkan pada periode pasca Quranik dengan
pengembangan keilmuan dan konseptual ilmu pada periode ini, kata yaqîn
memiliki makna yang lebih luas tetapi mendalam, guna memahami akan esensi
dari kata yaqîn yang ada dalam al-Qur‟an.
Kata Kunci: Al-Qur‟an, Yaqîn, Semantik, Analisis Semantikk, Toshihiko Izutsu.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Al-Qur‟an, Yaqîn, Semantik, Analisis Semantikk, Toshihiko Izutsu
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Syariah Ushuludin dan Dakwah > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: Unnamed user with email admin@iainu-kebumen.ac.id
Date Deposited: 24 Jul 2022 03:31
Last Modified: 24 Jul 2022 03:31
URI: http://eprints.iainu-kebumen.ac.id/id/eprint/382

Actions (login required)

View Item
View Item